Usulan Bantuan Hibah Internasional Bidang Pendidikanya
Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al Khaeriyyah sejak tanggal 8 Agustus 1997 mengembangkan dan membina beberapa lembaga pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal.
Lembaga-lembaga pendidikan di bawah naungan YPI Al Khaeriyyah semuanya merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan gratis, khususnya bagi yatim/piatu dan dhuafa jauh sebelum dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) di programkan oleh pemerintah.
Berbagai dana operasional yang dibutuhkan yayasan diperoleh dari bentuk kepedulian sosial keluarga besar Almarhum KH. Qudsy (Pendiri Pesantren Al Khaeriyyah) juga dari masyarakat sekitarnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, alhamdulillah pada akhirnya bantuan-bantuan pemerintah mulai mengalir melalui lembaga-lembaga pendidikan formal yang ada, baik melalui Kementrian Pendidikan Nasional maupun Kementrian Agama.
Program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan pemerintah melalui YPI Al Khaeriyyah dapat terlaksana dengan baik tanpa ada kendala yang berarti. Terbukti di beberapa lembaga pendidikan di bawah naungan YPI Al Khaeriyyah jumlah siswa membludak, sehingga beberapa lembaga kesulitan menyediakan ruangan kelas dan perlengkapan belajar yang memadai.
Di TK Al Khaeriyyah dengan jumlah siswa 70 anak ditampung dengan fasilitas seadanya yakni hanya 1 (satu) ruangan kelas, di MI Al khaeriyyah dengan jumlah siswa 112 siswa ditampung di 4 (empat) ruangan kelas, di SMP Al Khaeriyyah dengan jumlah siswa 335 anak ditampung di 6 (enam) ruangan kelas dan di SMK Al Qudsy dengan jumlah siswa 95 siswa hanya bisa ditampung di 1 (satu) ruangan kelas.
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Pondok Pesantren, Majlis Taklim menggunakan ruangan kelas yang ada dengan pemakaian bergantian, sehingga tidak ada waktu ruangan kelas kosong, semuanya terisi dengan berbagai kegiatan pendidikan, siang maupun malam selama 24 jam non stop.
Demikian pula dengan ruangan kantor, terpaksa menyekat ruangan kelas yang ada, ruangan laboratorium untuk praktikum anak juga menggunakan ruangan kelas bercampur dengan proses kegiatan belajar mengajar. Kenyamanan, ketenangan dalam belajar, maupun penyelenggaran administrasi pembelajaran terpaksa dikorbankan demi keberhasilan proses pendidikan.
Biaya penyelenggaran pendidikan hanya mengandalkan penerimaan dana BOS untuk MI dan SMP, SMK belum mendapatkan fasilitas apapun maklum baru berdiri setahun yang lalu. Akibatnya honor/insentive guru GTY (Guru Tetap Yayasan) hanya berkisar 150 ribu rupiah per bulan untuk guru MI, 250 ribu rupiah per bulan untuk guru SMP dan 150 ribu rupiah per bulan untuk guru SMK, sedangkan untuk guru TK dan PAUD hanya 50 ribu rupiah saja, sangat tidak memadai, jauh sekali dari UMR (Upah Minimal Regional) kabupaten Garut yang hanya 800 ribu rupiah saja per bulan.
Mengatasi berbagai persoalan tersebut di atas, pihak yayasan tentu harus berjuang sekuat tenaga mencari pendapatan untuk peningkatan sarana dan prasarana pendidikan maupun honor/insentive GTY sesuai atau bila memungkinkan melebihi UMR, apalagi dengan diberlakukannya Undang-undang Guru dan Dosen dengan implementasinya melalui program inpassing yang mengharuskan gaji/honor guru GTY setara dengan gaji PNS dalam berbagai tingkatan dan golongan masa kerjanya.
Pendapatan yayasan untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yakni Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) hanya bisa dimungkinkan bilamana yayasan mempunyai modal investasi maupun modal kerja yang cukup, serta modal tersebut bisa dikembangkan melalui unit-unit usaha di bawah naungan yayasan dengan berorientasi profit (keuntungan) serta melalui keuntungan tersebut digunakan untuk membiayai sektor penyelenggaraan pendidikan.
Untuk itulah kami (Badan Pengurus Yayasan) mengajukan proposal bantuan dana hibah internasional untuk pengadaan ruangan belajar, ruangan laboratorium, ruangan perkantoran serta pengadaan unit-unit usaha profit oriented Minimarket, Bengkel Sepeda Motor dan Mobil serta Pabrik Tepung Beras dan Tepung Kacang-kacangan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis pertanian.
Posting Komentar